Home » » Almarhum Gus Dur dan Papua

Almarhum Gus Dur dan Papua

Written By Unknown on Senin, 31 Maret 2014 | 10.08



1. Bintang kejora dan umbul-umbu

Suatu hari Menko Polkam Wiranto melapor ke Pak Presiden Abdurrahman Wahid terkait pengibaran bendera OPM , Bintang Kejora

“Bapak Presiden, kami laporkan di Papua ada pengibaran bendera Bintang Kejora,” lapor Pak Wiranto

kemudian Gus Dur bertanya “Apa masih ada bendera Merah Putihnya?”

Wiranto menjawab, “Ada hanya satu, tinggi.”

Gus Dur kemudian menjawab ” “Ya sudah, anggap saja Bintang Kejora itu umbul-umnul.”

“Tapi Bapak Presiden, ini sangat berbahaya.”

Gus Dur marah, “Pikiran Bapak yang harus berubah, apa susahnya menganggap bintang kejora sebagai umbul-umbul! Sepakbola saja banyak benderanya!”

Kemudian Pak Wiranto pun keluar sambil bingung luar biasa.

Kisah ini disaksikan Menteri Kelautan Freedy Numberi yang diceritakan kembali oleh Prof. Dr. Mubarok, MA saat peringatan 1000 hari wafatnya Gus Dur di rumah Drs. Ali Masykur Musa, Ketua ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama)

2. Ngomong ‘Merdeka’ boleh saja

Kisah yang kedua terkait dengan Papua adalah saat tiba giliran Pak Presiden Abdurrahman Wahid berkunjung ke Irian Jaya, lalu transit di Makasar dan menerima laporan tentang adanya demo besar menyambut Gus Dur di Jayapura, sehingga disarankan Gus Dur untuk mengurungkan niatnya berkunjung ke Irian Jaya.

Jawab Gus Dur ringan, “itu bukan demo, mereka mau menyambut saya.”

Ternyata benar sampai di Irian jaya, banyak sekali yang menyambut.

Gus Dur bertanya : “Lantas apa yang kalian minta?”

Orang Papua menjawab ,”Kami minta nama Irian diubah menjadi Papua.”

Seketika Gus Dur menjawab

“Mulai hari ini nama Irian Jaya saya ganti menjadi Papua, SKnya nyusul belakang. Apa lagi yang diminta?”

Peserta demo menjawab ,”Kami ingin merdeka.”

Gus Dur kembali menjawab enteng :

“Kalau ingin ngomong ‘Merdeka’ ya boleh, tapi kalau memisahkan diri dari NKRI ya tidak boleh,” tegas Gus Dur

Yah, dua kisah di atas yang saya ambil dari artikel humor Gus Dur dari majalah Risalah NU no. 36 menggambarkan betapa NKRI merupakan satu kesatuan yang pasti.

Semoga perbaikan menuju Papua yang lebih baik dapat dilakukan oleh Pemerintah Indonesia agar kesejahteraan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Papua.

**Achmad Suwefi/kompasiana**
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. KOTEKA NEWS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger