Home » » tin TPN, Yogyakarta -- Peringati hari Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat, Gabungan Brimob, Polisi, Utusan Sri Sultan Hamengkubuwana X , dan Ormas Islam, membubar-paksakan aksi Demo Damai rakyat Papua Barat di Yogyakarta dimediasi oleh Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) setelah dihadang pertama di Makam Pahlawan, Jalan Raya Kusumanegara, Yogyakarta. Selasa (01/07/2014). Foto: Kekuatan Penuh, Keras Menghadang AMP/DOk. B-TPN Demo Damai dimulai sekitar Pukul 10:00 WJ, terlihat belasan kendaraan milik Kepolisian Indonesia berhamburan di Depan Asrama Papua dan di pinggiran jalan menuju titik nol KM. "Pas sa keluar dari asrama terakhir tu, polisi dong da tanya sa d depan asrama tadi. Mereka tanya tentang jumlah massa. Baru sa bilang, yang lain masih ada di dalam dan sa tidak tahu jumlahnya berapa, yang jelas kita jumlahnya satu," tutur Kordum, Agus, saat menghampiri B-TPN. Awalnya Polisi menghadang massa aksi di depan Makam Pahlawan, Jalan Raya Kusumanegara dan bernegosiasi dengan Juru Bicara aksi dan Kordum. "Kami lakukan demo damai ini karena kami punya sejarah Papua Barat. Ada 01 Desember 1961, Papua Barat Merdeka. Ada 01 Mei 1963, PBB berikan Papua Barat ke Oknum, Indonesia. Ada 14 Juli 1969, kemanipulasian PEPERA. Dan ada 01 Juli 1971 adalah hari Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat oleh Brigjend Zeth Jafet Rumkorem, selaku Presiden Republik Papua Barat di Kampung Waris, Numbay, perbatasan PNG-Papua Barat, disebut Victoria. Dan Hari ini, 01 Juli 2014, tepat 43 tahun peringatan proklamasi kemerdekaan Papua Barat," tegas Jubir, Sonny Dogopia, ketika ditanyai media Indonesia, dikutip B-TPN saat bersama di penghadangan pertama. Penghadangan berikutnya berkekuatan penuh, Gabungan Brimob, Polisi, Utusan Sri Sultan Hamengkubuwana X, dan Ormas Islam. "Kami utusan dari Sri Sultan Hamengkubuwana X. Jogja tidak boleh ada separatis," balasan suara megapone, Muchamad Sahud, pimpinan FKPM di depan AMP yang dihentikan paksa polisi dan Brimob, ketika berjalan kaki menuju titik nol KM, dikutip B-TPN. FKPM dan Ormas Islam terlihat membentangkan spanduk besar bertuliskan, "Yogyakarta Anti Anarkisme" berhadapan dengan massa aksi AMP. Abbi D, koordinator lapangan aksi, berteriak, "Kami ini aliansi mahasiswa Papua yang menuntut Papua merdeka. Bukan kelompok anarkis. Kami demo dengan damai. Jangan halangi kami." Koordinatur Umum, Agus membacakan Pernyataan Sikap dan massa long march menuju Asrama Papua. (EK, KG/B-TPN)

tin TPN, Yogyakarta -- Peringati hari Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat, Gabungan Brimob, Polisi, Utusan Sri Sultan Hamengkubuwana X , dan Ormas Islam, membubar-paksakan aksi Demo Damai rakyat Papua Barat di Yogyakarta dimediasi oleh Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) setelah dihadang pertama di Makam Pahlawan, Jalan Raya Kusumanegara, Yogyakarta. Selasa (01/07/2014). Foto: Kekuatan Penuh, Keras Menghadang AMP/DOk. B-TPN Demo Damai dimulai sekitar Pukul 10:00 WJ, terlihat belasan kendaraan milik Kepolisian Indonesia berhamburan di Depan Asrama Papua dan di pinggiran jalan menuju titik nol KM. "Pas sa keluar dari asrama terakhir tu, polisi dong da tanya sa d depan asrama tadi. Mereka tanya tentang jumlah massa. Baru sa bilang, yang lain masih ada di dalam dan sa tidak tahu jumlahnya berapa, yang jelas kita jumlahnya satu," tutur Kordum, Agus, saat menghampiri B-TPN. Awalnya Polisi menghadang massa aksi di depan Makam Pahlawan, Jalan Raya Kusumanegara dan bernegosiasi dengan Juru Bicara aksi dan Kordum. "Kami lakukan demo damai ini karena kami punya sejarah Papua Barat. Ada 01 Desember 1961, Papua Barat Merdeka. Ada 01 Mei 1963, PBB berikan Papua Barat ke Oknum, Indonesia. Ada 14 Juli 1969, kemanipulasian PEPERA. Dan ada 01 Juli 1971 adalah hari Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat oleh Brigjend Zeth Jafet Rumkorem, selaku Presiden Republik Papua Barat di Kampung Waris, Numbay, perbatasan PNG-Papua Barat, disebut Victoria. Dan Hari ini, 01 Juli 2014, tepat 43 tahun peringatan proklamasi kemerdekaan Papua Barat," tegas Jubir, Sonny Dogopia, ketika ditanyai media Indonesia, dikutip B-TPN saat bersama di penghadangan pertama. Penghadangan berikutnya berkekuatan penuh, Gabungan Brimob, Polisi, Utusan Sri Sultan Hamengkubuwana X, dan Ormas Islam. "Kami utusan dari Sri Sultan Hamengkubuwana X. Jogja tidak boleh ada separatis," balasan suara megapone, Muchamad Sahud, pimpinan FKPM di depan AMP yang dihentikan paksa polisi dan Brimob, ketika berjalan kaki menuju titik nol KM, dikutip B-TPN. FKPM dan Ormas Islam terlihat membentangkan spanduk besar bertuliskan, "Yogyakarta Anti Anarkisme" berhadapan dengan massa aksi AMP. Abbi D, koordinator lapangan aksi, berteriak, "Kami ini aliansi mahasiswa Papua yang menuntut Papua merdeka. Bukan kelompok anarkis. Kami demo dengan damai. Jangan halangi kami." Koordinatur Umum, Agus membacakan Pernyataan Sikap dan massa long march menuju Asrama Papua. (EK, KG/B-TPN)

Written By Unknown on Selasa, 01 Juli 2014 | 07.26

tin TPN, Yogyakarta -- Peringati hari Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat, Gabungan Brimob, Polisi, Utusan Sri Sultan Hamengkubuwana X , dan Ormas Islam, membubar-paksakan aksi Demo Damai rakyat Papua Barat di Yogyakarta dimediasi oleh Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) setelah dihadang pertama di Makam Pahlawan, Jalan Raya Kusumanegara, Yogyakarta. Selasa (01/07/2014).

Foto: Kekuatan Penuh, Keras Menghadang AMP/DOk. B-TPN


Demo Damai dimulai sekitar Pukul 10:00 WJ, terlihat belasan kendaraan milik Kepolisian Indonesia berhamburan di Depan Asrama Papua dan di pinggiran jalan menuju titik nol KM.

"Pas sa keluar dari asrama terakhir tu, polisi dong da tanya sa d depan asrama tadi. Mereka tanya tentang jumlah massa. Baru sa bilang, yang lain masih ada di dalam dan sa tidak tahu jumlahnya berapa, yang jelas kita jumlahnya satu," tutur Kordum, Agus, saat menghampiri B-TPN.

Awalnya Polisi menghadang massa aksi di depan Makam Pahlawan, Jalan Raya Kusumanegara dan bernegosiasi dengan Juru Bicara aksi dan Kordum.

"Kami lakukan demo damai ini karena kami punya sejarah Papua Barat. Ada 01 Desember 1961, Papua Barat Merdeka. Ada 01 Mei 1963, PBB berikan Papua Barat ke Oknum, Indonesia. Ada 14 Juli 1969, kemanipulasian PEPERA. Dan ada 01 Juli 1971 adalah hari Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat oleh Brigjend Zeth Jafet Rumkorem, selaku Presiden Republik Papua Barat di Kampung Waris, Numbay, perbatasan PNG-Papua Barat, disebut Victoria. Dan Hari ini, 01 Juli 2014, tepat 43 tahun peringatan proklamasi kemerdekaan Papua Barat," tegas Jubir, Sonny Dogopia, ketika ditanyai media Indonesia, dikutip B-TPN saat bersama di penghadangan pertama.

Penghadangan berikutnya berkekuatan penuh,  Gabungan Brimob, Polisi, Utusan Sri Sultan Hamengkubuwana X, dan Ormas Islam.

"Kami utusan dari Sri Sultan Hamengkubuwana X. Jogja tidak boleh ada separatis," balasan suara megapone, Muchamad Sahud, pimpinan FKPM di depan AMP yang dihentikan paksa polisi dan Brimob, ketika berjalan kaki menuju titik nol KM, dikutip B-TPN.

FKPM dan Ormas Islam terlihat membentangkan spanduk besar bertuliskan, "Yogyakarta Anti Anarkisme" berhadapan dengan massa aksi AMP.

Abbi D, koordinator lapangan aksi, berteriak, "Kami ini aliansi mahasiswa Papua yang menuntut Papua merdeka. Bukan kelompok anarkis. Kami demo dengan damai. Jangan halangi kami."

Koordinatur Umum, Agus membacakan Pernyataan Sikap dan massa long march menuju Asrama Papua. (EK, KG/B-TPN)
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. KOTEKA NEWS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger