Jakarta, 25/5 (Jubi) – Ratusan warga Ibukota Jakarta, bersama-sama dengan masyarakat Papua menikmati pesta bakar batu yang dilakukan di kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Pesta bakar batu ini merupakan rangkaian acara pekan seni dan budaya Papua dan Papua Barat yang digelar di Ibukota Indonesia sejak 23-25 Mei 2014.
Di Papua, budaya ini bermakna sebagai wujud rasa syukur terhadap limpahan berkat, rezeki, acara pernikahan, penyambuan tamu besar. Pesta ini juga diadakan sebagai upacara kematian dan merupakan ritual tradisi. Bukan hanya itu saja, pesta bakar batu ini juga digunakan saat terjadi perdamaian setelah perang antar suku.
“Baru kali ini saya menikmati makanan khas Papua. Apalagi masaknya dengan cara yang unik dan bagi saya ini sesuatu yang luar biasa dan tidak ada di tempat lain,” kata salah seorang warga Jakarta, Kukuh Pamungkas kepada Tabloidjubi, di Jakarta, Minggu (25/5).
Dengan adanya pagelaran pekan seni dan budaya Papua di Jakarta, masyarakat dari luar Papua bisa mengetahui banyak mengenai Papua, baik dari pariwisatanya, ukiran, pertambangan, dan pesta bakar batu ini.
“Banyak yang kami dapat setelah datang mengunjungi pekan seni ini. Jelas ini merupakan pengalaman yang luar biasa karena bisa melihat langsung. Soalnya selama ini kami hanya melihatnya lewat televisi saja,” ujarnya.
Hal senada dilontarkan Nita Ambarwati salah seorang warga Depok, Jawa Barat. Banyak pengetahuan yang didapat setelah berkunjung ke pekan seni dan budaya Papua. Pasalnya, selama ini kebanyakan orang hanya tau kalau di Papua itu penuh dengan konflik dan kekerasan.
Hal senada dilontarkan Nita Ambarwati salah seorang warga Depok, Jawa Barat. Banyak pengetahuan yang didapat setelah berkunjung ke pekan seni dan budaya Papua. Pasalnya, selama ini kebanyakan orang hanya tau kalau di Papua itu penuh dengan konflik dan kekerasan.
“Selama ini kami hanya tau kalau di Papua itu penuh konflik dan orang-orangnya serem dan menakutkan. Tapi setelah melihat langsung apa yang dimiliki Papua, saya langsung tertarik dan jatuh cinta akan Papua. Ternyata Papua memiliki daya tarik yang luar biasa dan sangat berbeda dengan daerah-daerah lain,” kata Nita Ambarwati.
Sebelum pesta bakar batu dilakukan. Di hari Car Free Day, panitia pekan seni dan budaya Papua dan Papua Barat melakukan karnaval budaya dengan melibatkan ratusan warga Papua dan Jakarta yang berada di kawasan Monas dan Bundaran Hotel Indonesia.
Karnaval budaya Papua dan Papua Barat ini dibuka langsung oleh Gubernur Papua Barat, Abrahaman O Atururi didampingi Asisten I Setda Papua Barat, Ketua DPRD Papua Barat. Sedangkan dari Papua diwakili Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Papua, David Pagawak.
Alunan suling tambur, diikuti tarian Mono khas dari Kabupaten Mappi, Tolikara dan Jayawijaya, sontak membuat peserta karnaval dan juga para warga Ibukota ikut menari bersama. Tidak ada perbedaan diantara mereka. Apakah orang daerah atau ibukota. Semua terlihat menjadi satu Indonesia.
Usai karnaval dan kembali ke area silang Monas. Gubernur Atururi, secara simbolis membuka tradisi bakar batu. Dimana yang dimasak kali ini adalah ayam dan hasil kebun berupa ubi jalar dan sayuran. Setelah semuanya masak. Secara simbolis gubernur membagikannya kepada masyarakat Jakarta yang saat itu berkunjung di Monas. Mereka terlihat bersama–sama masyarakat dari Papua dan Papua Barat menikmati hidangan khas bakar batu. (Jubi/Alex)
0 komentar:
Posting Komentar